Pengertian Fawatih Al-Suwar
Dilihat dari segi bahasa ” fawatih” adalah jamak dari kata “faith”,
yang lughawi artinya pembuka. Sedangkan kata ” suwar” adalah jamak dari
kata ” surah”, sekumpulan ayat-ayat al-Qur’an
Jadi, Fawaatih Suwar berarti beberapa pembukaan dari
surat-surat Al-Qur’an atau beberapa macam awalan dari surat-surat
Al-Qur’an. Sebab seluruh surat Alqur’an yang berjumlah 114 buah surat
itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan saja, tidak ada satu surat pun
yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap macam
pembukaan itu mempunyai rahasia / hikmah untuk dipelajari. Istilah
fawaatih al-suwar ini memang sering diartikan pula sebagai huruf
al-muqoththo’ah (huruf terputus-putus/terpisah yang terdapat dipermulaan
beberapa surat Al-Qur’an). Semua bentuk ini member pesan tertentu yang
hanya bisa dipahami oleh mereka yang memahami tafsir al-Qur’an.
Diantara mufassir yang mengartikan fawaatihus suwar sebagai
huruf al-muqoththo’ah adalah Subhi Al-Salih dalam kitabnya Mabaahith fi
‘uluum al-Qur’an dan Jalaluddin Al-Suyuthi dalam Al-Itqaan fi ‘Uluum
al-Qur’an. Sehingga perlu ditegaskan bahwa fawaatihus suwar itu berbeda
dengan huruf al-muqotho’ah. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa
huruf al-muqoththo’ah merupakan bagian dari permasalahan yang
dibicarakan dalam ilmu fawaatih al-suwar. Apabila dibedakan, setidaknya
ada sepuluh macam fawaatih al-suwar yang digunakan al-Qur’an dalam
awalan surat. Dan dari 114 surat yang ada di dalam al-Qur’an, ditemukan
29 surat yang menggunakan huruf al-muqoththo’ah sebagai pembuka.[1]
2.2 Macam-macam Fawatihus Suwar
Menurut Badrudin Muhammad Al-Zarkasyi (Al-Burhan fi’ulum Al-Qur’an,
CD Rom Maktabah Syamilah , Jus 1:164 ) Allah Swt telah memberikan
pembukaan terhadap kitabnya dengan sepuluh macam bentuk dan tidak satu
surah pun yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Pertanyaan ini
dikuatkan oleh Al-Qathalani dalam penjelasan di bawah ini ( lihat
supiana dan karman, Ulumul Qur’an 2002: 172 ):
1) Pembukaan dengan pujian Allah (Al-istiftah bi Al-tsana ).
Pujian kepada Allah ada dua macam , yaitu :
Menetapkan sifat-sifat terfuji dengan menggunakan (a) hamdalah, yakni dibuka dengan ﺍﻠﺤﻤﺩﷲ
Mensucikan Allah dari sifat-sifat negative dengan menggunakan lafal
tasbih yang terdapat pada 7 surah, yaitu Al-isyra’, Al-A’la, Al-hadid,
Al-hasyr, Al-shaff, Al-jum’ah, dan Al-tagabun.
2) Pembukaan dengan huruf-huruf yang putus-putus (al-ahruf Al-muqatha’ah )
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf tanpa diulang , yakni :
ﺍ ﺡ ﺮ ﺱ ﺺ ﻄ ﻉ ﻖ ﻙ ﻝ ﻡ ﻦ ﻫ ﻱ
Penggunaan surah-surah tersebut dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an
disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri atas kelompok berikut ini.
a. Kelompok sederhana, yakni pembukaan yang hanya satu huruf, terdapat
pada surah, yakni …(surah Shad ), (surah Qaf ), dan (surah Al-Qalam)
b. Kelompok yang terdiri atas dua huruf, terdapat pada 9 surah, yakni
(surah Al-mukmin, Al-sajdah, Al-zhukruf, Al-dhukan, Al-jatsyiah, dan
Al-Ahkaf).
c. Kelompok yang terdiri atas tiga huruf, terdapat ada 13 surah, yakni, (
surah Al-baqarah,Ali-imran, Al-rum, Luqman, dan sajdah) : ( surah
yunus, hud, Ibrahim, yusuf dan Al-hijr ) ;dan ( Surah Al-qashsash, dan
Al-syu’ara )
d. Kelompok yang terdiri atas 4 huruf, terdapat pada 2 surah, yakni : ( surah Al-ra’d )dan (surah Al-A’raf )
e. Kelompok yang terdiri atas 5 huruf, terdapat pada 2 surah, yakni : ( surah maryam) dan ( surah Al-syura).
3) Pembukaan dengan panggilan ( Al-istiftah bi Al-nida )
Nida ini ada 3 macam , terdapat pada 9 surah yakni sebagai berikut.
a. NIda untuk nabi dengan term pada surah Al-ahzab, Al-tahrim, Al-thalaq.
b. Nida untuk nabi dengan term pada surah Al-muzammil.
NIda untuk nabi dengan term pada surah Al-mudatsir.
c. Nida untuk orang-orang yang beriman dengan term, pada surah Al-maidah, Al-hujurat, Al mumtalah.
d. Nida untuk orang-orang secara umum dengan term pada surah Al- nisa’ dan Al-hujj.
, yakni 5 surat dengan memanggil Rasul SAW pada surat: الأحزاب، الطلاق،
التحريم، المزمل، المدثر dan yang lima surat dengan memanggil umat
yakni pada surat: المائدة، الحج، الحجرات، dan الممتحنة.
يسالونك عن الآنفال، براءة من الله، إقترب للناس حسابهم، قد افلح المؤمنون،
سورة أنزلناها، تنزيل الكتاب، ألذين كفروا، إنا فتحنا، إقتربت الساعة،
ألرحمن علم القرآن، لقد سمع الله، الحاقة، سأل سائل، إنا آرسلنا نوحا، إنا
أنزلناه، لم يكن، القارعة، ألهاكم،إنا أعطيناك، لا اقسم .
4) Pembukaan dengan kalimat berita ( Al-istiftah bi Al-jumlah Al-khabariyah ).
Kalimat berita ( Al-jumlah Al-khabariyah ) dalam pembukaan surah ada dua macam, yaitu :
a. Kalimat nomina ( Al-jumlah Al-khabariyah )
Kalimat ini terdapat pada 11 surah, surah At-taubah, Al-nur, Al-zumar,
Muhammad, Al-fath, Al-rahman, Al-haqqah, NUh, Al-Qadr, Al-Qari’ah, dan
Al-kautsar.
b. Kalimat Verba ( Al-jumlah Al-Fi’liyah )
Kalimat ini terdapat pada 12 surah, yaitu Al-Anfal, Al-nahl, Al-Qamar,
Al-mukminun, Al-anbiya’, Al-mujadalah, Al-ma’rij, Al-Qiyamah, Al-balad,
‘abas, Al,bayina, Al-Takatsur.
5) Pembukaan Dengan sumpah ( Al-istiftah bi Al-Qasam )
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surah-surahAl-qur’an ada tiga macam dan terdapat pada 15 surah, yakni:
Dalam surat itu Allah bersumpah dangan malaikat yaitu:Surat Ash- Shaaffat.
Dua surat dengan menggunakan benda-benda angkasa, Al-Buruj dan Ath-Thariq.
Enam surat sumpah dengan kelazimannya yaitu surat An-Najm sumpah
dengan tata surya, wa Al-Fajr sumpah dengan mulai siang, wa
Asy-Syamsy, sumpah dengan tandanya siang, wa Al-Lil sumpah dengan separo
waktu, wa Adh-Dhuha sumpah dengan separonya siang, dan wa Al –‘Ahsr
sumpah dengan separo yang akhir atau dengan jumlah masa.
Dua surat sumpah dengan cuaca yaitu wa Adz-Dzariyati dan wa Al- Mursalati.
Satu surat sumpah dengan debu yaitu surat Ath-Thur.
Satu surat sumpah dengan tumbuhan yaitu surat At-Tin.
Satu surat sumpah dengan hewan nathiq yaitu surat wa An-Naazi’at.
Satu surat sumpah dengan binatang yaitu wa Al-‘Adiyat.
6) Pembukaan dengan Syarat (Al-istiftah bil-syart )
Syarat yang digunakan dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada dua
macam dan digunakan dalam 7 surah yaitu Al-takwir, Al-insyikqaq,
Al-waqi’ah, Al-Al-munafiqun, Al-zalzalah, dan Al-Nashr.
7) Pembukaan dengan kata kerja perintah ( Al-istiftah bi Al-Amr )
Berdasarkan penelitian para ahli , Ada sekitar 6 kata kerja perintah
yang menjadi pembukaan surah-surah A-Qur’an yaitu pada surah Al-A’la,
jin, Al-kafirun, Al-ikhlas, Al- falaq, Al-nas.
yaitu: ق أوحي، إقرأ، قل يا أيها الكافرون، قل هو الله أحد، قل أعوذ برب الفلق، قل أعوذ برب الناس ل.
8) Pembukaan dengan pertanyaan ( Al-istitah bi istifham)
Bentuk pertanyaan ini Ada dua macam yaitu :
a. Pertanyaan positif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat
positif. Pertanyaan dalam bentuk ini digunakan pada 4 surah yaitu surah
Al-Dahr, Al-naba’, Al-ghasyiah, Al-ma’un.
b. Pertanyaan negative yaitu pertanyaan dengan mengguanakan kalimat
negative, yang hanya terdapat pada dua surah yaitu surah Al-insyarh, dan
Al-fi’il. yaitu pada enam surat, هل أتى، عم يتساءلون، هل أتاك، ألم
نشرح، الم تر، أرأيت .
9) Pembukaan dengan doa (Al-iftihah bi Al-du’a )
Pembukaan dengan doa ini terdapat pada 3 surah ,yaitu surah
Al-muthafifin , Al-humazah, dan Al-lahab yaitu: ويل للمطففين،
ويل لكل همزة، تبت.
10) Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftah bi Al- Ta’lil )
Pembukaan dengan alasan ini hanya terdapat pada surah Al-Quraisyi yaituلإيلاف قريش .[2]
2.3 Pembukaan-pembukaan surat dapat dikategorikan kepada beberapa bentuk:
1) Bentuk yang terdiri dari satu huruf. Bentuk ini terdapat pada
tiga surat, yaitu surat Sad, Qaf, Wa Al-Qalam. Surat pertama dibuka
dengan Sad, kedua dengan Qaf, dan ketiga dibuka dengan Nun.
2) Bentuk yang terdiri dari dua huruf. Bentuk ini terdapat pada
sepuluh surat. Tujuh diantaranya dengan hawamim yaitu surat-surat yang
didahului dengan Ha dan Mim. Surat-suratnya adalah surat Gafir, Fusilat,
Asy-Syura, Al-Zukhruf, Al-Dukhan, Al-Jatsiyah, dan Al-Ahqaf. Khusus
pada surat Asy-Syura pembukaannya bergabung antara حم dan عسق. Tiga
surat lagi adalah surat طس، طه dan يس.
3) Pembukaan surat yang terdiri dari tiga huruf terdapat tiga belas
tempat. Enam diantaranya dengan huruf الم yaitu surat Al-Baqarah, Ali
Imran, Al-Ankabut, Ar-rum, Luqman dan Al-Sajadah. Lima huruf الر yaitu
pada surat Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim dan Al-Hijr. Dua susunan hurufnya
طسم terdapat peda pembukaan surat Asy-Syura dan Al-Qashash.
4) Pembukaan surat yang terdiri dari empat huruf, yaitu المص pada surat Al-A’raf dan pada surat Al-Ra’d المر.[3]
2.4 Pendapat Ulama’ tentang Fawatihus Suwar.
Pendapat-pendapat Ulama’tentang Fawatihus Suwar:
1. Para mufassir berpendapat bahwa huruf muqatha’ah dalam
Al-Qur’an, termasuk ayat mutasyabihat, yang tidak dapat diketahui
makananya (yang tersirat) kecuali hanya oleh Allah SWT. Namun Ibnu
Qutaibah mengatakan, Allah tidak menurunkan sesuatupun dari Al-Qur’an ,
kecuali supaya hambanya bisa mengambil manfa’at dan memahami makna yang
dikehendakinya. Ia berkata: Jika ayat mutasyabihat tidak dapat diketahui
kecuali hanya oleh Allah, niscaya kita mendapat celaan.[4] Pendapat
yang mengatakan bahwa fawatihus suwar termasuk mutasyabih adalah ulama’
salaf.[5] Dan juga termasuk pendapat ulama’ salaf seperti tokoh-tokah
sebagai berikut: Sahabat Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata: “
Pada tiap – tiap kitab ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’an adalah
permulaan-permulaan surat”, dan perkataan Sahabat Ali bin Abi Tholib: “
Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada saripatinya, dan saripati
Al-Qur’an adalah huruf Tahajji.[6]
2. Ulama’ tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah
huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil dari nama
Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian dari suatu
kalimat yang berhubungan dengan yang susudahnya atau huruf itu
menunjukkan kepada maksud yang dikandung oleh surat yang surat itu
dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong.[7]
3. Mufassir orientalis yang bernama Noldeke dari Jerman berpendapat
yang paling jauh menyimpang dari kebenaran, bahwa awalan surat itu
tidak lain adalah teks Al-Qur’an, bersama Schwally karena tulisannya
tentang sejarah Al-Qur’an ia berpendapat bahwa awalan surat itu tidak
lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-nama para sahabat
Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah dari nama Sa’ad Bin Abi Waqosh, Mim
adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun adalahdari nama
Usman Bin Affan.
4. Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan
tanbih bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam alam manusia
dalam keadaan sibuk maka Jibril memerintahkannya untuk mengucapkannya
agar Nabi mendengar ucapan Malaikat Jibril maka Nabi mendengarkannya
dengan seksama.
5. 5. As-Sayyid Rasyid Ridha tidak membenarkan al-Khuwaibi diatas,
karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti
kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat bahwa tanbih ini sebenarnya
dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah.
Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama
lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya,seperti dijelaskan dalam
surat Fushshilat ayat 26.[8]
2.5 Urgensi dari Fawatih As-Suwar
Urgensi tela’ah terhadap fawatihus suwar tidak terlepas dari
konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian – penggalian makna yang
terlebih dahulu melalui karakter bab ini, akan memberikan nuansa
tersendiri, baik yang didasarkan pada data historis yang konkrit ataupun
penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu saja kita tetap
meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga
rahasia kemu’jizatannya.
Banyak sekali urgensi yang kita dapat dalam mengkaji Fawatih al-Suwar.
Adapun sebagian dari urgensinya sebagai berikut:
1. Sebagai Tanbih (peringatan ) dan dapat memberikanperhatian baik
bagi nabi, maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan
ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa
dalam fawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung
rahasia-rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahunya.
3. Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4. Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama bagi
kaum Muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh
oleh perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu
adalah buatan Muhammad.
Dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan
bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari dari
Allah SWT.[9]
2.6 Pengertian Khawatim Al-Suwar
Sebagaimana pembuka surah ,penutup surah pun memiliki keindahan
tertentu. Alasannya ,penutup surah merupan akhirkesan yang didengar (
dibaca ) dari surah yang bersangkutan. Oleh karena itu , penutup surah
memuat kandungan yang sarat dengan makna.
Istilah ‘’khawatim adalah bentuk jamak dari “Khatimah” yang berarti
penutup atau penghabisan. Menurut
bahasa, “Khawatim Al-suwar berarti penutup surah-surah Al-quran.
Menurut istilah , “ Khawatim Al-Suwar ” adalah ungkapan yang menjadi
penutup dari surah – surah Al-Qur’an yang member isyarat berakhirnya
pembicaraan sesudahnya.
Imam Al-Syuthiy dalam membahas Khawatim Al-Suwar tidak begitu
terperinci sebagaiamana menerangkan Fawatih Al-Suwar. Ia menerangkan
beberapa bentuk termasuk sebagai penutup dari surah-surah tersebut.
Disitu, diterangkan bahwa penutup surah diantara berupa doa ,wasiat
fara’idh, tahmid ,tahlil, nasihat-nasihat ,janji dan ancaman ,dan
lain-lain (Al-Suyuthiy, ibid,tt : 107 )
Menurut sementara penelitian , setidaknya ada 16 macam khawatim Al-suwar (Supiana ,op.cit., 2002: 178):
1. Penutupan dengan mengagungkan Allah (Al-ta’zhim )
Penutupan ini terdapat pada 17 surah, yaitu surah Al-Maidah, Al-Anfal,
Al-Anbiya, Al-nur, Luqman, Fathir, Fushilat, Al-hujurat, Al-hadid,
Al-hasyr, Al-jum’ah, Al-Munafiqun, Al-Taghbun, Al-thalaq, Al-jin,
Al-mudatsir, Al-Qiyamah, dan Al-Tin. Ada yang berpendapat bahwa pada
penutupan pada surah-surah ini bisa dimasukkan kedalam pertanyaan.
2. Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih (Al-‘ibadah wa Al-tasbih )
Penutupan ini terdapat pada 6 surah, yaitu surah Al-a’raf, A-hijr, Al-thur, Al-Najm,dan Al-’alaqf, ,
3. Penutupan dengan pujian ( Al-tahmid )
Walaupun pujian ini tidak persis diakhir surah, melainkan sebelumnya,
tetapi tetap digolongkan sebagai penutup. Penutupan ini terdapat pada 11
surah, surah Al-isra, Al-naml, Yasin, Al-shaf Al-shfat, Al-Zumar,
Al-jatsyiyah, Al-Rahman, Al-waqiah, al-haqqah, al-nashr.
4. Penutupan dengan doa
Penutupan ini terdapat pada surah Al-mu’min dan Al-baqarah.
5. Penutupan dengan wasiat
Penutupan ini terdapat pada 7 surah, yaitu Al-Rum, Al-dhukan, Al-shaff, Al-a’la, al-fajr, Al-duha, dan Al-Ashr.
6. Penutupan dengan perintah dan masalah takwa
Penutupan ini terdapat pada surah Ali imran,Al-nahl, dan Al-Qamar.
7. Penutupan dengan masalah kewarisan
Penutupan ini terdapat pada surah Al-Nisa.
8. Penutupan dengan janji pada ancaman ( Al-wa Al-wa’id )
Penutupan ini antara lain terdapat pada surah Al-muzammil, Al-humazah.
9. Penutupan dengan hiburan bagi nabi Saw
Penutupan ini antara lain terdapat pada surah Al-kautsar, Al-kafirun.
10. Penutupan dengan sifat-sifat AL-qur’an
Penutupan ini antara lain terdapat pada surah yusuf, shad, dan Al-Qur’an.
11. Penutupan dengan bantahan (Al-jadl )
Penutupan ii antara lain terdapat pada surah Al-Ra’d.
12. penutupan dengan ketauhidan
Penutupan ini antara lain terdapat pada suruh At-Taubah,Ibrahim,Al-khahfi, dan Al-Qasash
13. Penutupan dengan kisah
Penutupan ini , antara lain terdapat pada surah Maryam, Al-tahrim ,’Abasa, Al-fil.
14. Penutupan dengan anjuran jihad
Penutupan ini antara lain terdapat pada surah Al-hajj
15. Penutupan dengan perincian maksud
Penutupan ini antara lain terdapat pada surah Al-fatihah, Al-syu’ara, dan Al-Taqwir.
16. Penutupan dengan pertanyaan
Penutupan ini terdapat pada surah Al-muluk, Al-tin, dan Al-mursalat.
2.7 Aqsam ( Sumpah ) dalam Al-Qur’an
Ibnu Qayyim secara khusus mengulas masalah Aqsam ini dalam kitabnya,
yaitu Al-tibyan fi’lum Al-Qur’an. Kedudukan aqsam daam al-qur’an ada
yang diawal surah dan ada pula selain diawal surah. Dalam hal ini,aqsam
hanya berkaitan dengan fawatih al-suwar.
1. Definisi Aqsam dan Unsur- unsurnya
Kata Aqsam adalah bentuk jamak dari “ qasam “ artinya half an yamin yang
keduanya berarti sumpah . aqsam selanjutnya didefinisikan sebagai
pengikatan jiwa( hati ) melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dengan
suatu makna yang dipandang besar dan agung baik secara haqiqi maupun
secara I’tidal( keyakinan ) oleh orang yang bersumpah itu. Aqsam
Al-Qur’an yaitu sumpah – sumpah yang disampaikan oleh Allah Swt untuk
meyakinkan kebenaran risalah yang dibawa oleh utusannya, Muhammad Saw.
a. Fi’il Al-Qasam
Unsur pembentukan (sighah ) asli qasam adalah fi’il atau kata kerja
“aqsama” atau ahlafa yang ditransitifkan (di0muta’addkan ) dengan huruf
ba’ untuk sampaika kepada almuqasam bih. Oleh karena qasam sering
digunakan dalam percakapan maka Ia diringkas yaitu fi’il aqsam
dihilangkan dan diucapkan dengan huruf ba’ pun diganti dengan huruf wawu
yang dikenal dengan wawu qasam .
b. Al-muqasam bih
Al-muqasam bih adalah sesuat yang digunakan untuk bersumpah atau alat
untuk bersumpah. Allah bersumpah dengan zatnya yang kudus yang mempunyai
sifat- sifat khusus atau dengan ayat-ayatnya yang memantapkan
eksistensi dan sifat-sifatnya..Sumpah nya dengan sebagian makhluk
menunjukkan bahwa makhluk itu termasuk salah satu ayatnya yang besar.
Misalnya:
ﻭﺍﻟﺸﻤﺲﻭﺿﺤﺎﻫﺎﻭﺍﻟﻗﻣﺮﺇﺬﺬﺍﺗﻼﻫﺎﻭﺍﻟﮩﺎﺎﺮﺇﺬﺍﺠﻼﻫﺎﻭﺍﻟﺴﻤﺎﻭﻤﺎﺒﻨﺎﻫﺎﻭﺍﻻﺮﺾﻭﻤﺎﻄﺤﺎﻫﺎﻭﻨﻓﺱﺱﻭﻤﺎﺳﻭﺍﻫﺎ
Artinya :
Demi matahari dan cahayanya di padi hari. Dan bulan apabila
mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila
menutupinya. Dan langit serta pembinaanya. Dan bumi serta
penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ) (
Al-syam [91]:1-7)
Al-Qasam bih pada ayat tersebut adalah :matahari, bulan , siang, malam, langit, bumi, dan jiwa
c. Al-Muqassam’alaih
Al-muqassam’alaih adalah sesuatu yang karenaya sumpah yang diucapkan
yang dinamakn dengan jawab qasam. Menurut ibnu Al-Qayyim (Al-tibyan
Aqsam Al-Qur’an, tt: 3), hakikat yang disumpahi ada lima hal ,yaitu :
1. Pokok-pokok keimanan, seperti pada firman allah:
ﻭﺍﻠﺼﺎﻓﺎﺕﺼﻓﺎﺖﺼﻓﺎﻓﺎﻟﺯﺍﺠﺮﺍﺖﺯﺠﺮﺍﻓﺎﻟﺗﺎﻟﻳﺎﺖﺇﻦﺇﻟﻟﻬﻜﻡﻟﻭﺍﺤﺪ
Artinya :
Demi (rombongan )yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. Dan demi
rombongan yang melarang dengan sebenar-benarnya ( dari perbuatan
–perbuatan maksiat ). Dan demi ( Rombongan ) yang membaca pelajaran
.Sesungguhnya Tuhanmu benar-banar esa (Al-shaffat [37]:1-4)
2. Kebenaran Al-Qur’an, Seperti pada firman Allah :
ﺤﻢ ﻭﺍﻠﻜﺘﺎﺏﺍﻠﻤﺒﻴﻦﺍﻨﺎﺍﻨﺰﻠﻨﺎﮦﻓﻲﻠﻴﻠﺔﻤﺒﺎﺮﻒﻒﻜﺔﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﻨﺬﺮﻴﻦﻓﻴﻬﺎﻴﻓﺮﻖﻜﻝﺍﻤﺮﺍﻤﻦ
ﻋﻨﺩﻨﺎﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﺮﺴﻠﻴﻦ
Artinya :
Haa miim. Demi kitab Al-Qur’an) yang menjelaskan.Sesungguhnya kami
menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang
member pringatn . pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah. (yaitu ) Urusan yang besar dari kami, sesungguhnya kami adalah
yang mengutus rasul-rasul ( Al-Dhukan[44]:1-5)
3. Allah bersumpah bahwa Rasul itu benar ,seperti pada firman allah :
ﻴﺲﻭﺍﻠﻗﺮﺍﻦﺍﻠﺤﻜﻴﻢﺍﻨﻚﻠﻤﻦﺍﻠﻤﺮﺴﻠﻴﻋﻠﻰﺼﺮﺍﻄﻤﺴﺘﺘﻗﻴﻢﺘﻨﺰﻴﻞﺍﻠﻌﺯﻴﺰﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Artinya :
Yaa siin. Demi Al-Qur’an yang penu hikmah .Sesungguhnya kamu salah
seorang dari rasul –rasul. (yang berada ) Diatas jalan yan lurus .
(sebagai wahyu ) yang diturunkan oleh yang maha perkasa lagi maha
penyayang (yasin [36]:1-5)
4. Allah bersumpah bahwa balasan ,janji, dan ancamanitu benar akan terjadi ,seperti pada firman allah :
ﻭﺍﻠﺬﺍﺮﻴﺂﺖﺬﺮﻭﺍﻓﺎﻠﺤﺎﻤﻼﺖﻭﻘﺮﺍﻓﺎﻠﺠﺎﺮﻴﺎﺖﻴﺴﺮﺍﻓﺎﻤﻗﺴﻤﺎﺖﺃﻤﺮﺍﺇﻨﻤﺎﺗﻮﻋﺪﻮﻦﻠﺼﺎﺪﻖﻭﺇﻦﺍﻠﺬﻴﻦ
ﻠﻭﺍﻗﻊ
Artinya :
Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.Dan
awan yang mengandung hujan .Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah
.Dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan.Sesungguhnya apa yang
dijanjikan kepadamu pasti benar. Dan sesungguhnya ( hari) pembalasan
pasti terjadi. (Alzariyat {51}:1-6)
5. Keadaan manusia sepert pada firman allah
ﻭﺍﻠﻴﻞﺇﺬﺍﻴﻐﺸﻰﻮﺍﻠﻨﻬﺎﺮﺇﺬﺍﺘﺟﻠﻰﻮﻤﻤﺨﻠﻖﺍﻠﺬﻜﺮﻮﺍﻵﻧﺛﻰﺇﻦﺳﻌﻴﻜﻡﻠﺸﺗﻰﻰ
Artinya :
Demi malam apabila menutupi ( cahaya siang ).Dan siang apabila tarang benderang.Dan penciptaan laki-laki dan perempuan .sesungguhnya usha kamu memang berbeda-beda (Al-lail[92]: 1-4)
28 .Macam – Macam dan Faedah Qasam
Qasam itu adakalanya dzahir ( jelas/tegas) dan ada kalanya mudhmar (tersembunyi dan tersirat ).
a. Qasam Zahir
Adalah sumpah yang didlamnya disebutkan fi’il Al-Qasam dan Al-muqsam
bih. Diantaranya ada yang dihilangkan fi’il Al-Qasamnya ,sebagaimana
pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jar berupa huruf ba’,wawu,
dan ta
b. Qasam mudhmar
Adalah yang didalamnyatidak dijelaskan fi’il Al-Qasam dan tidak pula
Al-muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh ” lam taukid” (lam penguat
)yang mauk kedalam jawab qasam,seperti pada firman allah :
ﻟﺗﺒﺒﻠﻭﻦﻓﻲﺃﻤﻭﺍﻟﻜﻡﻭﺍﻨﻓﺴﻜﻡﻭﻟﺗﺴﻤﻌﻦﻤﻦﺍﺍﻠﺬﻴﻦﺃﻭﺗﻭﺍﺍﻟﻜﻜﺗﺎﺐﻤﻦﻗﺒﻟﻜﻢﻢﻭﻤﻦﺍﻠﺬﻴﻦﺃﺷﺮﻜﻭﺍﺃﺬﻯﻜﻜﺛﻴﺮ
Artinya :
Kamu sungguh – sungguh akan diuji terhadap hartamudan dirimu ,dan ( juga
) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi
kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati( Al-imran [3]: 186)
Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh manusia yang berbeda –beda sikap
terhadapnya .Diantaranya ada yang meragukan , ada yang mengingkari dan
ada yang pula yang amat memusuhi. Karena itu pakailah qasam dalam
kalamullah , guna menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalahpahaman ,
menegakkan hujjah ,menguatkan kabar dan menetapkan hukum dengan cara
paling sempurna.
Sebagaiamana diterangkan diatas,bahwa pada fawatih al-suwar terdapat
qasam karena yang dihadapi adalah orang – orang arab jahiliyah yang
notabone meragukan keesaan allah swt dan kebanaran Nabi Muhammad Saw.
Gibb mengatakan : “pada awal Muhammad Saw menyiarkan agama
,wejangan-wejangan dikeluarkan dalm gaya orakel yang ngotot , berbentuk
kalimat pendek bersajak, kerap kali samar ,dan kadang-kadang didahulukan
oleh satu atau beberapa sumpah menurut adat “( lihat islam dalam
lintasan sejarah oleh sir Hamilton Alexander rosskeen Gibb, 1983). Maka
allah Swt memaki sumpah – sumpah dengan apa yang mereka kagumi.
2.9 Kaitan Fawatih Al-suwar, Khawatim Al-Suwar, dan Aqsam dengan pesan surah
Al-Qur’an memang benar-benar wahyu dari allah Swt. Yang mengandung
kemukjizatan dalam berbagai segi, termasuk dalam Fawatih Al-Suwar dn
Khawtim Al-Suwar. Dalam hal ini para ulama telah berupaya untuk
menangkap pesan dibaliknya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan
praktis.
Menurut Bhalagah ,fawati al-suwar merupakan husn Al-ibtida’ ( kebagusan
permulaan ). Kalimat permulaan adalah ungkapan yang pertama kali
dicerna oleh pembaca / pendengar yang akan memiliki kesan dan pengaruh
melekat pad jiwa pembaca / penedengar sebagai kesan pertama.Pengaruh
yang sama pun akan terjadi pada khawtim al-suwar ,sebagai ungkpan
terakhir. Secara psikologis, penutup yang indah akan memberikan kesan
yang indah yang membuat sipendengar /pembaca penasrn ingin mendengarkan
ungkapan selanjutnya.Al-syutiy
mengatkan bahwa , dengan sampainya penutup surah, pembaca sangat puas
atas uraian yang telah dikemukakan oleh surah yng bersangkutan sehingga
tidak ada perasaan heran yang terisasa ( lihat Muhammad bin Alawy
,zubdah Al-itqan fi’ulum Al-Qur’an,1999: 299).
Sebagaiman telah disebutkan bahwa diantara fawatih al-suwar ada
huruf-huruf muqatha’ah ( terpisah ) yaitu huruf –huruf abjad yang
terletak pada permulaan sebagaian dari surah –surah Al-qur’an , sepeti
alif lam mim, disebutkan : diantar ahli-ahli ada yang menyerahkan
pengrtian kepada allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyabihat
dan tentang fawatih al-suwar (Al-ahruf Al-muqatha’ah ).
Sebagaian golongan memandangnya sebagai nam surah ,sebagauman apendapt
Abdurrahman bin zaid bin aslam ( Ibnu katsir, tafsir Al-Qur’an
Al-azhim, 1/1991: 61). Ada pula yang memandang bahwa huruf-huruf
abjad-abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya
memperhatikan Al-Qur’an itu dan untuk mengisyaratkan bahwa al-qur’an itu
diturunkan dari allah dalam bahasa arab yang tersusun dari huruf huruf
abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa al-qur’an diturunkan dari allah
dan hanya buatn Muhammad saw semata-mata, maka cobalah mereka buat
semacam Al-qu’an itu. Ada pula yang memandang bahwa itu adalah nama –
nama allah swt. Pendapat ini dikemukakan misalnya , oleh salim bin
Abdullah dan Al-sudi yang bersumber dari ibnu abbas dengan menerangkan
bahwa alif lam mim masing – msing bermakna : alif adalah ana , lam
adalah allah, dan lam adalah a’lamu ( ibnu kasir , ibid ).
Al-razi berpendapat bahwa huruf-huruf itu isyarat mengenai masa
keberadaan kaum yang yang diterangkan dalam surah tersebut.misalnya alif
masa satu tahun ,lam msa 30 tahun, mim masa 40 tahun (ibnu katsir, ibid
).
Menurut al-hubbi ,awal surah berupa huruf-huruf terpisah merupakan
bentuk peringatan kepada nabi Saw.Dikatakan bahwa allah mengetahui
bagian – bagian waktu nabi sebagai manusia kadang sibuk. Maka dari itu
jibril menyampaikan firman allah seerti alif lam mim dengan suara
jibril, supaya nabi menerima dan memperhatiakannya.
Nashr Hanid menerangkan, “ apabila pendapat-pendapat mengenai
huruf-huruf muqatha’ah dikoleksi ,akan dicapai 13 takwil. Masing-masing
ulama tidak dapat memaksakan pendapatnya pada satu pendapat” ( mafhum
Al-Nash: Dirasah fi’ulum Al-qur’an ,2000: 194).
Dalam kitab Al-Qawaid Al-Hisan fi tafsir Al-Qur’an ( juz 1,halaman
49, CD Al-maktabah Al-syamilah ) disebutkan bahwa Allah Swt. Menutup
ayat-ayatnya dengan al-asma’ al-husna dengan tujuan menjelaskan
bahwasanya hukum yang disebutkan dalam surah tersebut berkaitan dengan
namnya. Selanjutnya didalam kitab tresebut bahwa disebutkan kalau kita
mencermati ayat-ayat diakhiri dengan Al-Asma’, Al-husna, kita akan
mendapati bahwasanya syari’at ,perintah dan makhluk semuanya berasal
dari nama-nama allah dan sifat – sifatnya.ada keserasian yang mendalam antara pembukaan,ayat setelahnya bahkan dengan penutup surah yang bersangkutan .sebagai contoh:
ﺍﻫﺪﻨﺎﺍﻠﺼﺭﺍﻟﻤﺴﺘﻗﻴﻢ
Artinya :
Tunjukilah kami jalan yang lurus ( Al-fatiahah [1]:6)
Ayat diatas mengandung permohonan untuk memperoleh hidayah, Dalam surah
Al-Baqarah, Allah Swt mengabulkan permohonan tersebut dengan membuka
dengan tiga huruf yang terpotong-potong disambung dengan ayat keduanya
menerangkan bahwa petunjuk yang dipinta itu adalah Al-Qur’an yang tidak
diragukan lagi.selanjutnya akan diterangkan berbagai aturan yang harus
dijalankan. Selanjutnya allah menuntun kita, manusia sebagai makhluk
yang lemah dengan doa diakhir surah Al-Baqarah. Doa itu berupa
permohonan agar jangan diberi beban yang terlalu berat, agar dikuatkan
dalam melaksanakannya, dan agar diberi pertolongan dalam mengemban tugas
tersebut dari gangguan-gangguan orang-orang yang tidak menyukai
petunjuk allah dimuka bumi ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penbukaan -Pembukaan Surah
Pengertian Fawatih Al-Suwar Dilihat dari segi bahasa ” fawatih” adalah jamak dari kata “faith”, yang lughawi artinya pembuka. Sedangkan ka...
-
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFA AR-RASYIDIN DISUSUN OLEH : RINI KHOLILAH HASIBUAN 1630200047 YULIA ZAHARA 163020...
-
Pengertian Fawatih Al-Suwar Dilihat dari segi bahasa ” fawatih” adalah jamak dari kata “faith”, yang lughawi artinya pembuka. Sedangkan ka...
-
Fase – Fase Turunnya Al-Qur’an Beserta Ciri dan Bentuknya 1.Fase – Fase Turunnya Al-Qur’an Proses turunnya Al-qur’an atau yang biasa disebut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar